Posted in

Visual Dan Verbal Identitas Merek

0 0
Read Time:3 Minute, 42 Second

Ketika membicarakan soal identitas merek, jangan dibayangkan merek tersebut memiliki kartu tanda penduduk, lengkap dengan foto biometric dan sidik jari. Identitas merek tak hanya tentang logo keren atau slogan yang catchy. Belum lagi, kalau ada merek yang ingin mengurus “berkas identitasnya,” bayangkan saja antrean panjang di dinas kependudukan segala jenis produk!

Baca Juga : Strategi Menyerang Dengan Fanny

Apa Itu Visual dan Verbal Identitas Merek?

Bayangkan visual dan verbal identitas merek sebagai dua saudara kembar yang tak terpisahkan—seperti Tom & Jerry, atau mungkin lebih seperti Batman dan Robin, siapa tahu? Visual identitas merek adalah segala hal yang bisa Anda lihat dari merek tersebut: logo, warna, tipografi, dan desain. Mereka bertugas membuat mata kita terpesona, seperti melihat kembang api di malam tahun baru. Sementara itu, verbal identitas adalah suara dari merek tersebut, termasuk slogan, pesan pemasaran, dan nada komunikasi. Mereka bertugas menyampaikan isi hati merek tanpa drama berlebihan, meskipun terkadang bisa lebih puitis dari puisi ala Shakespeare.

Tapi tunggu dulu, the plot thickens! Tak seperti kembar identik yang sering mengerjai guru dengan saling menukar kelas, visual dan verbal identitas merek ini sebenarnya bekerja sama. Mereka harus bersatu padu dan menciptakan simfoni yang epik—sebagaimana logo yang harus sekeren isi slogan. Jika visual dan verbal identitas merek tidak sinkron, ibaratnya Anda mengenakan jas di atas tapi celana pendek di bawah. Bisa dimengerti, kan?

Kehebatan Duo: Visual dan Verbal Identitas Merek

1. Kenalan Secepat Kilat: Visual dan verbal identitas merek adalah kesan pertama yang membuat konsumen jatuh hati, atau malah kabur lebih cepat dari bayangan.

2. Pemersatu Bangsa—eh, Brand: Mereka memastikan bahwa semua elemen merek bersatu seperti paduan suara yang harmonis, bukan seperti karaoke.

3. Hakim Gaya dan Suara: Semacam fashion police, tapi untuk memastikan brand Anda tidak jadi bencana busana atau tergelincir di lidah orang.

4. Pemandu Jalan Rasa: Mereka meyakinkan bahwa setiap pesan sampai ke hati konsumen alias tidak nyasar.

5. Diplomasi Tanpa Batas: Mereka mengomunikasikan gimana hebatnya produk Anda tanpa bertele-tele macam berita gosip.

Sinkronisasi Visual dan Verbal Identitas Merek

Sekarang, ayo bayangkan sebuah orkestra yang hanya tahu memainkan dua nada: Do dan Re. Tentu nggak harmonis, kan? Nah, inilah yang terjadi jika visual dan verbal identitas merek tidak sinkron. Ketika logo sibuk mengklaim “hi-tech,” tapi slogannya malah bilang “kuno adalah baru,” Anda tahu ada yang harus diperbaiki!

Ini seperti berusaha menyampaikan pesan cinta, tapi malah terdengar seperti pidato politik; niat baik, hasil bencana. Itulah sebabnya penting bahwa visual dan verbal identitas merek benar-benar bersatu. Mereka harus bisa saling bersaing secara harmonis, layaknya sekumpulan kacang dan krim dalam semangkuk es krim sundae, keduanya diciptakan untuk saling melengkapi.

Prinsip Dasar Visual dan Verbal Identitas Merek

1. Koherensi adalah Raja: Sama seperti gajah nggak bisa pura-pura jadi anjing kecil, merek Anda nggak bisa lompat dari satu identitas ke identitas lain setiap minggu.

Baca Juga : Langkah Rotasi Untuk Farming Sukses

2. Konsistensi Membawa Hoki: Kalau satu hari Anda tahu identitasnya “A” dan besok “B,” bersiap-siaplah untuk melihat para pelanggan kebingungan.

3. Komunikasi Clear Tanpa Globe: Ini artinya komunikasi harus jelas, meski merek Anda tak sejelas gambar HDTV terbaru.

4. Ciptakan Emosi, Bukan Erosi: Visual dan verbal identitas merek harus menciptakan hubungan emosional, bukan malah membuat pelanggan beremosi negatif.

5. Kesederhanaan Membawa Bahagia: Kadang, yang sederhana itu lebih diingat. Mirip sama jari kelingking yang bisa menekan tombol lift lebih mudah dibanding jari telunjuk.

Visual dan Verbal Identitas Merek dalam Praktik

Ketika seseorang memikirkan visual dan verbal identitas merek, mereka membayangkan kerjaan penuh glamor dan corak warna neon yang bikin mata melek. Kenyataannya, pekerjaan ini lebih mirip jadi pemandu bus di sebuah tur: Anda harus tahu kapan berhenti dan kapan menyematkan informasi penting.

Melalui kombinasi visual dan verbal yang mantap, yang Anda hasilkan adalah merek yang bisa menghipnotis orang hanya dengan sekilas pandang dan satu kali ucap. Tidak percaya? Coba tirukan bagaimana visual Apple dan slogan “Think Different” bisa membuat kita merasa pintar meski belum tentu.

Kesimpulan Mengenai Visual dan Verbal Identitas Merek

Seperti dua biji kacang dalam satu polong, visual dan verbal identitas merek adalah pasangan yang tak bisa dipisahkan. Bayangkan jika satu merek dulunya keren, tapi sekarang malah menjadi seperti selebriti yang kehabisan garam. Semua aspek harus update agar tetap trendy, tanpa harus mengorbankan esensi.

Simpulannya, selalu pikirkan identitas ini sebagai investasi jangka panjang untuk merek Anda. Seberapa pun canggihnya teknologinya, jika visual dan verbal identitas merek tak bisa saling melengkapi, maka merek tersebut takkan lebih dari sekadar gema bisu di lautan kompetisi. Karena, ya, meskipun visual identitas itu pertama terlihat dan verbal identitas itu pertama terdengar, keduanya paling diingat ketika bekerja sinergis, layaknya sepasang penyihir marketing sejati.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %